...tiba-tiba saja menemukan catatan tangan pada November 2008.
Baris-baris puisi tanpa judul; yang saya ingat benar, dicatat karena maknanya yang begitu mengena.
Lanskap Dalam
(Oleh Dina oktaviani)
Kucoba menuliskan sesuatu
Dan
berdoa untukmu
Agar
kamu dapat memaafkanku
Dari
tempat yang jauh
Di kepalaku, barisan lagu-lagu
Yang
akan mengikat diriku erat
Dengan
bayanganmu
Kutatap lanskap di luar jendela;
Memanggil-manggil
nafasmu
Yang
begitu kukenal, tapi tak lagi
Menyentuh
hidungku
Kesedihan musim hujan bertambah
Ketika
ketel di dapur tak dapat
Mendengingkan
uap, dan bocah lelakiku
Terpejam
dalam kamar;
Menghisap
dua jari tangannya
Kucoba mengkhayalkan
Pipimu
yang hangat
Untuk
menghapuskan
Derita
dosa-dosa di bibirku
-bibirmu yang kupuja
Masihkah
manis dan lembab
Malam
ini?
Di dalamnya, aku tahu
Adalah
kata-kata
Adalah
pusat airmataku
Tetapi tetap kurindukan kamu
Bagai
perjalanan mencekam
Sebuah
kereta dari kota ke kota
Yang
tak pernah dapat kuhentikan
Kucoba menuliskan sesuatu
Dan
berdoa untukmu
Agar
kamu dapat memaafkan
Cintamu
kepadaku
Tetapi semua bahasa
Dan
keyakinan
Lari
dari kesunyianku
-mengapa kepala berada di atas jantung;
Hingga
dadaku yang ringkih
Tak
dapat mendebarkan telingamu
Tanpa
merendahkan wajahmu?
Malam ini
Kelaparan
merusakkan hatiku
Kemiskinan
hati
Memerihkan
lambungku
Tak ada orang lain di luar diriku
Kecuali
orang-orang yang kucintai
Kecuali
orang-orang yang menjauh
Dari
diriku
...untuk lapar dan perih; dan air mata.
Be First to Post Comment !
Post a Comment