Saat ini ditulis, saya masih tergenang dalam kubangan tugas. Mencoba melupakan banyak hal dalam tumpukan kesibukan. Ah, bahkan sepertinya, meski tak ada yang ingin dilupakan, saya memang tetap dalam tumpukan kesibukan. How patheic.
Mulai merasa seperti orang bodoh yang tidak menghargai diri sendiri. What's wrong with me? Reading emo things; rolling over the bed; reddening eyes with tears; laughing bitterly before the sleep... I'm really patheic. Siapa yang bisa menyelamatkan dari kegelisahan tiada akhir ini? Saya bahkan sudah tidak bisa mendefinisikan apa yang menjadi masalah-nya.
Tidak merasa lebih baik, terutama dengan banyak hal di depan mata. Mungkin harus lebih banyak menyibukkan diri dengan sesuatu. Apa saja. Meski pada akhirnya itu hanya akan membuat masalah baru. Ah, tunggu. Tidak lagi, kan? Tidak ada masalah baru lagi. Semua sudah berakhir.
Melewati minggu dengan tugas-tugas yang tidak maksimal. Menghabiskan weekend dengan deadline tugas lain. Oh, jangan lupakan ujian ketiga Numerical Method yang luar biasa. Somehow, I should manage to survive.
Entah delusional atau apa, ketika pulang dari kampus tadi dan menyusuri jalan menuju Halte UI, saya melihat seekor rusa berlari dari arah kandang menuju taman di seberang dekat lapangan parkir FISIP. Ya, RUSA. Syok. Cukup terkejut karena selama ini saya mengira kandang rusa di UI itu dikunci. Dan itu tadi sudah gelap, dengan penerangan jalan yang remang. I'm almost freaking out since it's so sudden. Yang benar saja. Itu rusa jantan besar dengan tanduk yang bagus. Still, rusa itu berlari begitu saja tanpa diduga dan melintas tepat di depan saya. Thanks God for creating it as a herbivore =___=. Masih tidak tahu bagaimana itu rusa bisa melintas keluar dari kandang yang (harusnya) terkunci. Or I'm just being too tired and seeing things as the result? Entahlah.
Oke. Oke. Besok harus mengerjakan analisis jurnal mengenai termodinamika dalam fotosintesis, setelahnya menanti laporan akhir praktikum Analytical Chemistry, dan jangan lupakan LTM Bioenergethics tentang Food Freezing itu. Gah! Bagaimana harus menyelesaikan semua itu dengan pikiran yang kacau seperti ini? Saya lebih memilih lelah fisik daripada terganggu mental seperti sekarang.
Untuk pertama kali sejak saya membaca kalimat ini, saya benar-benar menyadari artinya:
"...Kegilaan adalah ketidakmampuan mengomunikasikan apa yang ada dalam pikiran." [Paulo Coelho, Veronika Decides to Die]
Selamat datang, Kegilaan.
Be First to Post Comment !
Post a Comment