“Remember that wherever your heart is, there you will find your treasure.” (― Paulo Coelho, The Alchemist)

Daily life: throwback 2011

Tuesday, January 10, 2012

Di dalam stoples kaca; tenggelam dalam diri sendiri terlalu jauh.


clear (c) katsuo

Tahun 2011 berlalu begitu cepat, diisi dengan berbagai kebimbangan menentukan pilihan. Berat; banyak waktu habis untuk bergulat dengan diri sendiri. Ketika semuanya sampai di ujung dan harus dipilih, pada akhirnya saya puas.

Menghargai diri sendiri ternyata lebih sulit dari yang saya duga. 

***

[kuliah]

Semester 5 selesai! Luar biasa sekali. Semester ini selesai sebelum saya sempat memperbaiki semangat kuliah. Wew. Too much organization and non-academic things in my head, I guess. Semoga hasilnya tidak terlalu buruk.

Mata kuliah yang menakutkan? Hngg… mungkin pilihannya jatuh pada mata kuliah non-jurusan. Statistik dan Probabilitas—menakutkan. Mata kuliah yang menegangkan? Perpindahan Massa dalam Sistem Bioproses, jelas. Menegangkan dan menantang di setengah semester pertama dan membuat saya punya lebih banyak waktu tidur di kelas di setengah semester terakhir (hahaha). Mata kuliah yang menyenangkan? Rekayasa Reaksi Hayati—atau apa pun yang diajarkan Pak Heri. Jangan tanya kenapa saya rasanya nge-fans sekali dengan dosen (killer) yang satu itu. Sampai-sampai berakhir jadi asisten mata kuliah Numerical Method dari Pak Heri. Mata kuliah yang merepotkan? Selamat kepada Praktikum Unit Operation Process I! Tidak ada yang lebih merepotkan daripada praktikum tak berjadwal begitu.

Ah. Di akhir semester ini juga ramai diperbincangkan mengenai perubahan kurikulum di DTK FTUI. Angkatan 2009 tampaknya tidak akan bisa ada yang lulus 3,5 tahun. Menyedihkan, tapi memang realita yang harus diterima (yah, ucapan dari seseorang yang tidak berniat lulus 3,5 tahun, sih). Ada hal positif dan menarik yang saya nanti-nantikan dari isu ini: dibukanya mata kuliah pilihan baru. Please let them open any herbal-related subjects!

Perbincangan masa depan pascakampus juga jadi hal yang cukup sering dilakukan. Entah jadi obrolan santai bersama Pijar di kosan, atau obrolan random di tempat makan. Googling mencari program Magister yang sekiranya sesuai dengan peminatan serta surfing menjelajah situs pemberi beasiswa.

Banyak hal menarik yang baru saya sadari sekarang. Tidak ada kata terlambat untuk apapun, tapi rasanya sedikit ingin tertawa, sih.

[aktivitas]

Oke. Ini dia.

Setelah bergulat dengan berbagai pertimbangan, saya memutuskan tidak melanjutkan amanah di MPM FTUI. Ada banyak hal yang berputar di kepala. Mungkin yang saya lakukan hanyalah mencari pembelaan dari keegoisan, tapi saya menganggap itu bukanlah kesalahan.

Semua orang berubah untuk menjadi lebih baik. Dan itulah yang sedang saya lakukan dengan keputusan ini.

Saya suka jurnalistik, dan itu cukup untuk menjadi alasan saya mengambil pilihan aktivitas di lembaga pers mahasiswa. Alih fungsi, alih jabatan, apapun yang mereka pikirkan, saya tidak akan goyah. Semua bermuara pada tujuan.

“Don't listen to the malicious comments of those friends who, never taking any risks themselves, can only see other people's failures.”  [—Paulo Coelho; Eleven Minutes]

Pada akhirnya saya percaya bahwa manusia selalu terbuat dari segumpal keegoisan. Idealisme adalah keegoisan yang bercahaya.

Sedikit ganjil, sebenarnya. Tapi akhirnya segala aktivitas yang akan saya lakukan di tahun ini, 2012, adalah semata menuju pada kesederhanaan dan kenormalan hidup. Tuhan selalu punya rencana atas segalanya. Pilihan-pilihan saya hanyalah jalan menuju salah satu darinya.

[refleksi]

Awal tahun 2012 saya sudah dalam status hiatus panjang dari dunia fanfiksi. Sudah lebih dari setahun berhenti berinteraksi berlebihan dengan teman-teman di komunitas penulis fanfiksi. Mengembalikan esensi menulis pada dasarnya—preferensi.

Rasanya? Lega. Sangat lega. Merasa seperti akhirnya saya menjalankan suatu aktivitas karena pilihan yang terbaik. Dan segalanya benar-benar datang dari saya sendiri tanpa paksaan. Bisa melihat dari sudut pandang yang lain sungguh membantu saya bercermin seperti apa saya dua, tiga, tahun yang lalu. Semoga ini adalah tanda dari perbaikan kualitas hidup dan kebahagiaan.

Tiga bulan sudah menempati kosan baru. Suasana baru dan sebuah usaha untuk melakukan terapi terhadap diri sendiri dari ke-antisosial-an yang melanda. Masih berusaha beradaptasi, namun mulai bisa merasakan kenyamanan dari kehangatan ganjil yang berkeliaran di depan mata.

Lupakan diksi mendramatisir itu. Rasanya? Normal. Terlalu normal. Percakapan normal. Pergaulan normal. Aktivitas normal. Lagi, segalanya datang dari diri sendiri tanpa paksaan. Lagi, sungguh membantu saya bercermin seperti apa saya dua, tiga, atau bahkan empat dan lima tahun yang lalu.

Keluarga, dengan berbagai pukulan besar yang dihadapi setahun ini, bertahan dengan baik. Berkat terapi-terapi sebelumnya, akhir tahun 2011 ditutup dengan saya yang lebih sering pulang ke rumah. Rencana pindah di 2012 yang entahlah akan jadi apa, tapi cukup membuat saya menerima dengan sabar.

Rasanya? Berdosa. Maksud saya, menelantarkan terlalu banyak hal selama ini. Bersikeras membohongi dan membela diri sendiri bahwa segalanya adalah demi rumah. Pada akhirnya manusia memang makhluk egois. Untuk orang-orang yang berdoa bagi terbukanya pintu hati, saya sangat berterima kasih.

[resolusi]

Membaca lebih banyak buku
Mengetahui lebih banyak ilmu
Medengar lebih banyak suara hati
Membina lebih banyak sahabat
Menjalani lebih banyak kenormalan
Menyayangi lebih banyak keluarga

***
Baru saja mulai mengisi tumblr dengan hal-hal yang indah. Melihat begitu banyak keindahan membuat saya merasa lebih tenang dan jernih. Semoga memberi hal positif bagi keseharian.

“...and the world we live in will be either better or worse, depending on whether we become better or worse. And that's where the power of love comes in. Because when we love, we always strive to become better than we are.” [―Paulo Coelho; The Alchemist]

Welcome, ordinary days 

Custom Post Signature

Custom Post  Signature